BANTUL- Dugaan pemaksaan penggunaan hijab kepada salah seorang siswi di SMAN 1 Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus memicu polemik.Ibunda siswi yang dimaksud akhirnya buka suara terkait peristiwa yang menimpa putrinya itu. Perempuan bernama Herprastyanti Ayuningtyas itu menjelaskan kronologi bagaimana dia dan mantan suaminya mengetahui bahwa anak mereka dipaksa VIDEO- Setelah Bunuh Siswi SMA di Bengkulu, Sopir Angkot Langganan Sempat Ngopi dan Makan Pelaku diketahui bernama Yo yang merupakan sopir angkot langganan korban. Rabu, 29 Januari 2020 14:33. Editor: Rio Batubara. Baca Selanjutnya: TNI Gadungan Ditangkap Gara-gara Tak Ngerti Pangkat, Kelabuhi Calon Istri X. Siswi SMAN 4 Kota Bengkulu yang kerap disapa Tara dikabarkan menghilangkan sejak se. Skip to main content x. Breaking news Di Ponpes Al-Qur'an As-Syakur,UKM UIN Bengkulu Berbagi Al-Quran dan Makanan Pemkot Bengkulu Advertorial TMMD Berita TNI Kodim 1013/MTW Kodim 1201/Mempawah Sementaradalam Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, ada pilihan seragam bagi siswi baik dengan atribut jilbab maupun tidak. Menurut Budhi, memang tidak ada kata-kata diwajibkan. Namun didalam panduan seragam SMA Negeri 1 Banguntapan tersebut tidak diberikan Takhanya dipukul, siswi SMAN 4 Palopo itu juga ditendang wanita tersebut. Postingan Inha Syafa itu pun menjadi viral di Facebook. Sebanyak 160 orang merespon postingan itu, 206 komentar dan 622 kali dibagikan. Saat dihubungi Koran SeruYA, pemilik akun Inha Syafa itu mengaku bahwa korban ialah sepupunya. rangsangan atau gerak hati yang timbul dengan tiba tiba. detikNewsKamis, 23 Jan 2020 0622 WIB Polisi Siswi SMA di Bengkulu Diduga Tewas Dimutilasi Kapolres Rejang Lebong, AKBP Jeki Rahmat Mustika menduga siswi kelas X SMA 2 Rejang Lebong, Bengkulu, AA 15, tewas dimutalasi Yongki. Jakarta - Polisi mendalami dugaan kejahatan lain yang dilakukan Yongki dalam kasus pembunuhan siswi kelas X SMA 2 Rejang Lebong, Bengkulu, berinisial AA 15. Pendalaman ini termasuk kemungkinan Yongki melakukan pencabulan terhadap korban."Motifnya murni curas, menguasai harta benda korban. Kalau pencabulan masih kami dalami," kata Kapolres Rejang Lebong, AKBP Jeki Rahmat Mustika saat dihubungi, Kamis 23/1/2020.Bukan tanpa alasan polisi mendalami dugaan pencabulan terhadap AA yang disebut tewas dimutilasi. Polisi menemukan sejumlah celana dalam wanita saat menggeledah rumah Yongki. "Karena pada saat kami geledah juga ditemukan beberapa celana dalam wanita. Artinya kami lihat juga dari psikiater, apakah dia ada gangguan seksualnya, kami harus minta keterangan ahli. Tapi intinya motifnya ingin menguasai motor korban," jelas AKBP kasus pembunuhan terhadap AA berawal dari laporan penculikan karena pihak keluarga sempat diminta tebusan Rp 100 juta. AA hilang November 2019 dan keluarganya melapor pada Desember siang kemarin, aparat gabungan TNI-Polri bersama warga menemukan tengkorak kepala di Sungai Air Merah yang diduga AA. Jeki menegaskan tak ada kejahatan yang sempurna dan pasti bakal terungkap."Tidak ada kejahatan yang sempurna, akun media sosial korban masih aktif, kami langsung lacak medsosnya, masuklah ke si pelaku. Sesuai dengan hasil penggeledahan di angkot, ada HP korban. Sejak SMP korban sudah pakai angkot dia sampai SMA. Memang sudah saling kenal dengan korban," jelas Jeki."Korban motornya mogok menurut pelaku, pelaku menawarkan bantuan, habis itu pada intinya dibawalah ke rumah pelaku, sempat disekap beberapa hari, barulah dia lakukan penculikan itu, minta tebusan, tidak dipenuhi, barulah dibunuh. Usia pelaku sekitar 30-an. Dia tinggal sendiri, tapi dia sudah berkeluarga, pelat nomor motor korban sempat ditukar dengan pelat nomor motor mertuanya," ucap Jeki. gbr/aan Jakarta - Yongki, tersangka pelaku pembunuhan siswi SMA 2 Rejang Lebong, Bengkulu, berinisial AA 15, sempat menyekap korban di rumahnya. Yongki menyekap AA dengan harapan mendapat uang tebusan dari keluarga korban, namun tak digubris."Sempat disekap beberapa hari, barulah dia lakukan penculikan itu minta tebusan, tidak dipenuhi, barulah dibunuh. Usia pelaku sekitar 30 tahun-an," jelas Kapolres Rejang Lebong, AKBP Jeki Rahmat Mustika, kepada detikcom, Rabu 22/1/2020.Jeki menuturkan Yongki tinggal sendiri di rumahnya. Namun Yongki sudah menikah. "Dia Yongki tinggal sendiri, tapi dia sudah berkeluarga. Pelat nomor motor korban sempat ditukar dengan pelat nomor motor mertuanya," kata menerangkan, semula Yongki mengelak disebut dalang di balik hilangnya AA. Hubungan Yongki dan AA adalah sopir dan penumpang angkutan umum angkot."Sejak SMP, korban sudah pakai angkot dia Yongki sampai SMA. Korban memang sudah saling kenal dengan korban," ujar Jeki. KOTA BENGKULU – Polisi menggelar 47 adegan rekonstruksi pembunuhan sadis Siswi SMA 4 Kota Bengkulu Auzia Umi Zetra yang ditemukan meninggal dunia di kawasan Lentera Pelabuhan Pulai Baai, pada Rabu 7/2/2018 dilakukan di 9 Tempat Kejadian Perkara, yakni warung sebelah warnet dekat lampu merah Lingkar Barat, tempat tersangka membeli lakban pada 01/02/2018 sekira pukul WIB, dengan berjalan kaki dari SMA Negeri dirumah Saudara Rafindo dimana pada adegan ke- 6 tersangka dijemput korban Auzia Umi Serta pada pukul Wib, selanjutnya pada pukul Wib di jembatan sebelum masuk Pulau Bai, tersangka mengehentikan sepeda motornya dengan menutup mata korban dengan adegan ke-10 tersangka membawa masuk korban kedalam semak/belukar dengan posisi korban dituntun dengan ditutup matanya, kemudian pada adegan ke-19 tersangka memukulkan palu yang sudah dibawanya lalu langsung memukul kepala bagian kanan dengan menggunakan kedua dari adegan 21, korban sempat berteriak meminta tolong setelah dipukul, dan pada adegan 26, tersangka kembali memukul korban dengan menggunakan paku sebanyak 3 itulah, terlihat pada adegan 33,34,36 korban sempat bereaksi mengerakkan kedua kakinya, melihat korban masih bergerak saat itulah tersangka kemudian mengambil gunting dan langsung menusukkan keleher bagian kanan korban dengan menggunakan kedua tangan, saat itulah diduga korban menghembuskan nafas terakhirnya terlihat dari adegan 36 korban bereaksi seperti sakratul maut, tangan menangkat-angkat gemetaran. Yo, pelaku mutilasi Astrid Aprilia di Bengkulu. Foto Dok. IstimewaPolres Rejang Lebong, Bengkulu, menangkap pria berinisial YO yang memutilasi siswi SMA, Astrid Aprilia. Astrid sebelumnya dinyatakan hilang sejak 8 November 2019, hingga akhirnya ditemukan tewas tanpa kepala pada Selasa 21/1 lalu. Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Pol Sudarno mengatakan, YO dijerat tindak pidana penculikan dan pembunuhan anak. Tersangka dijerat Pasal 76C jo Pasal 76F juncto Pasal 80 ayat 1, 2, dan 3 juncto Pasal 83 UU Perlindungan Anak. “Ancaman penjara seumur hidup,” kata Sudarno kepada kumparan, Kamis 23/1.Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong AKP Andi Kadesma mengatakan, pelaku dan korban telah saling kenal. Bahkan, pelaku kerap mengantarkan korban saat masih duduk di bangku SMP. “Biasa antar korban sejak SMP ke sekolah,” kata Andi kepada kumparan, Rabu 22/1.Andi menuturkan, keduanya tidak memiliki hubungan spesial atau bagian dari anggota keluarga. Meski begitu, polisi masih memintai keterangan pelaku soal motif pelaku mutilasi Astrid Aprilia di Bengkulu. Foto Dok. IstimewaMenurut Andi, keluarga korban tak menaruh rasa curiga pada pelaku. Bahkan, saat pelaku menghubungi keluarga korban meminta tebusan Rp 100 juta. Keluarga korban justru menganggap Astrid hilang diculik oleh pelaku lain. “Tidak ada hubungan keluarga atau asmara,” ucap Andi.“YO ini sempat kirim SMS ke ayah Aprilia dan minta uang Rp 100 juta. Nomor yang digunakan milik Aprilia. Namun karena tidak ada respons dari ayah Aprilia,” tambah Andi.

pembunuhan siswi sman 4 bengkulu